4 Fakta tentang Demo Ojol dan Aksi Boikot Aplikasi pada 20 Mei
Pada tanggal 20 Mei 2025, para pengemudi ojek online (ojol) di berbagai daerah di Indonesia menggelar aksi demonstrasi dan boikot penggunaan aplikasi. Aksi ini menjadi sorotan publik karena dilakukan secara serentak dan dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem yang dinilai merugikan para mitra pengemudi.

Berikut adalah empat fakta penting terkait aksi demo dan boikot aplikasi ojol tersebut:
- Tuntutan Utama: Keadilan Tarif dan Transparansi Sistem
Para pengemudi menuntut kenaikan tarif dasar, pembagian insentif yang lebih adil, serta transparansi sistem algoritma yang digunakan oleh aplikasi. Mereka mengaku sering kali mengalami penurunan penghasilan meskipun beban kerja meningkat. Sistem perhitungan bonus dan pembagian order yang dianggap tidak transparan menjadi salah satu pemicu utama aksi ini.
- Boikot Aplikasi: Aksi Diam yang Nyaring
Selain turun ke jalan, banyak pengemudi memilih untuk mematikan aplikasi dan tidak menerima order sepanjang hari sebagai bentuk boikot. Aksi ini dilakukan secara terkoordinasi melalui berbagai komunitas ojol di media sosial. Tujuannya adalah untuk menunjukkan besarnya ketergantungan perusahaan pada para mitra pengemudi, serta menuntut perhatian dari manajemen platform.
- Didukung oleh Komunitas dan Organisasi Pengemudi
Aksi ini tidak bersifat spontan. Sejumlah komunitas dan organisasi pengemudi ojol, seperti Gabungan Aksi Roda Dua (Garda), ikut mengoordinasi dan menyuarakan aspirasi. Mereka juga merilis seruan boikot nasional sebagai bentuk solidaritas antar pengemudi di berbagai kota.
- Respon Perusahaan dan Pemerintah
Beberapa perusahaan penyedia layanan ojol menyatakan bahwa mereka terbuka untuk berdialog, namun belum ada tanggapan konkret terhadap tuntutan yang disampaikan. Sementara itu, pihak Kementerian Perhubungan dan Komisi V DPR RI disebut tengah mengkaji regulasi baru untuk melindungi kesejahteraan mitra pengemudi.
Penutup
Aksi demo dan boikot aplikasi pada 20 Mei ini menunjukkan bahwa para pengemudi ojol tidak tinggal diam terhadap sistem yang mereka anggap tidak adil. Aksi ini menjadi pengingat bahwa di balik kemudahan layanan transportasi digital, ada ribuan mitra pengemudi yang berjuang demi penghidupan yang layak.