Perjalanan Politik Amien Rais: Gagal di Pilpres, Tinggalkan PAN, Kini Diperkarakan oleh Partai Ummat
Jakarta – Nama Amien Rais sudah lama menjadi bagian penting dari panggung politik nasional Indonesia. Dikenal sebagai tokoh reformasi 1998 dan pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), karier politik Amien mengalami banyak pasang surut. Dari pencalonan presiden, keluar dari partai yang ia dirikan sendiri, hingga kini menghadapi gugatan dari partai yang ia bentuk kemudian—Partai Ummat.

Gagal di Pilpres 2004
Puncak ambisi politik Amien Rais terlihat saat ia mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden 2004. Berpasangan dengan Siswono Yudo Husodo, Amien hanya mampu meraih sekitar 14% suara nasional dan gagal melaju ke putaran kedua. Kekalahan ini menjadi pukulan berat, sekaligus titik balik dalam kiprahnya sebagai figur elektoral.
Tinggalkan PAN
Setelah bertahun-tahun memimpin PAN dan menjadi tokoh sentral, Amien Rais memilih keluar dari partai tersebut pada 2020. Langkah ini diambil setelah ketegangan internal, terutama menyangkut arah politik dan kepemimpinan partai yang dianggap telah menjauh dari idealisme awal reformasi. Tak lama kemudian, ia mendirikan Partai Ummat, sebuah wadah politik baru yang diusung sebagai kendaraan perjuangan umat dan moral politik Islam.
Kini Digugat Partai Ummat
Ironisnya, partai yang ia bentuk sendiri kini justru menggugatnya. Konflik internal meletup setelah Pemilu 2024 di mana Partai Ummat gagal menembus ambang batas parlemen (parliamentary threshold). Amien Rais disebut-sebut tetap mengintervensi kebijakan partai meski sudah tak lagi menjabat sebagai Ketua Majelis Syura, memicu ketegangan dengan pengurus baru.
Gugatan internal ini menambah daftar panjang tantangan politik Amien Rais di usianya yang telah mencapai 80 tahun. Meski begitu, pengaruhnya di kalangan aktivis dan umat Islam konservatif masih cukup kuat.
Catatan Penutup
Perjalanan politik Amien Rais mencerminkan dinamika demokrasi Indonesia—penuh idealisme, intrik kekuasaan, dan konflik internal. Dari tokoh reformasi hingga kini digugat oleh partai besutannya sendiri, jejak politik Amien menjadi pelajaran penting tentang loyalitas, peran kaderisasi, dan keteguhan prinsip dalam dunia politik yang terus berubah.