Banjir Mengerikan di Cirebon Genangi Ratusan Rumah dan Sekolah
Cirebon, Jawa Barat, dilanda banjir besar yang merendam ratusan rumah hingga fasilitas pendidikan pada Jumat (24/1). Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut selama beberapa jam mengakibatkan sungai-sungai meluap dan menyebabkan genangan air setinggi 50 hingga 100 cm di beberapa wilayah.

Dampak Banjir
Bencana banjir ini terutama dirasakan oleh warga di Kecamatan Lemahwungkuk, Harjamukti, dan Pekalipan, yang menjadi daerah terdampak paling parah. Lebih dari 300 rumah warga terendam air, membuat banyak keluarga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain itu, beberapa sekolah terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar karena ruang kelas terendam air.
“Air masuk ke rumah saya sejak subuh. Kami tidak sempat menyelamatkan barang-barang karena air naik sangat cepat,” ujar Santi, salah satu warga Kecamatan Lemahwungkuk yang rumahnya terkena dampak banjir.
Kerusakan Fasilitas Umum
Selain merendam rumah, banjir juga menyebabkan kerusakan infrastruktur seperti jalan, jembatan kecil, dan saluran drainase. Beberapa sekolah melaporkan kerusakan pada buku pelajaran, meja, dan kursi yang tidak sempat dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Irwan Santoso, menyampaikan bahwa pihaknya akan segera melakukan evaluasi kerusakan dan memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah terdampak. “Kami berupaya agar proses belajar mengajar bisa kembali normal secepat mungkin,” ujarnya.
Penyebab Banjir
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cirebon, banjir disebabkan oleh intensitas hujan yang sangat tinggi, buruknya sistem drainase di beberapa wilayah, serta tumpukan sampah yang menghambat aliran air di sungai dan saluran pembuangan.
“Kami sudah mengerahkan tim untuk membantu evakuasi warga dan membersihkan saluran air yang tersumbat. Namun, penanganan jangka panjang diperlukan agar banjir seperti ini tidak terus berulang,” kata Kepala BPBD Cirebon, Dedi Supriyadi.
Upaya Penanggulangan
Pemerintah setempat kini telah mengaktifkan posko darurat untuk menampung warga yang terdampak banjir. Bantuan berupa makanan, air bersih, dan selimut telah mulai disalurkan. Selain itu, beberapa organisasi relawan turut membantu proses evakuasi dan pendistribusian bantuan.
“Kami berharap masyarakat tetap waspada karena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan,” tambah Dedi.
Penutup
Banjir di Cirebon ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat bekerja sama untuk mencari solusi jangka panjang guna mencegah bencana serupa di masa depan. Upaya perbaikan drainase, edukasi pengelolaan sampah, dan penghijauan menjadi langkah-langkah yang perlu segera diambil untuk meminimalkan risiko banjir di kawasan tersebut.