Free Hit Counter
5 Fakta KRL Anjlok di Stasiun Jakarta Kota Saat Jam Sibuk Pagi
5 Fakta KRL Anjlok di Stasiun Jakarta Kota Saat Jam Sibuk Pagi-news.detik.com

5 Fakta KRL Anjlok di Stasiun Jakarta Kota Saat Jam Sibuk Pagi

5 Fakta KRL Anjlok di Stasiun Jakarta Kota Saat Jam Sibuk Pagi

Kejadian anjloknya Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Jakarta Kota pada jam sibuk pagi mengguncang kenyamanan ribuan penumpang yang tengah berangkat kerja. Berikut lima fakta penting terkait insiden tersebut:

 

5 Fakta KRL Anjlok di Stasiun Jakarta Kota Saat Jam Sibuk Pagi
5 Fakta KRL Anjlok di Stasiun Jakarta Kota Saat Jam Sibuk Pagi-news.detik.com

 

  1. Terjadi di Pukul Sibuk Pagi Hari
    Insiden ini terjadi sekitar pukul 07.17 WIB, saat stasiun dipadati penumpang menuju kantor dan aktivitas harian. Gangguan tersebut langsung memicu kepadatan luar biasa di sejumlah titik.
  2. KRL Tujuan Bogor–Jakarta Kota Terganggu
    Kereta yang mengalami anjlok merupakan rangkaian KA 1189 relasi Bogor–Jakarta Kota. Posisi kereta sempat menghalangi jalur utama, sehingga memengaruhi perjalanan kereta lain.
  3. Evakuasi Penumpang Berjalan Aman
    Petugas dari KAI Commuter bergerak cepat mengevakuasi seluruh penumpang dari rangkaian kereta dengan aman. Tak ada korban jiwa dilaporkan, tetapi penumpang sempat mengalami keterlambatan cukup signifikan.
  4. Rekayasa Jalur Sementara Dilakukan
    Dalam upaya pemulihan, KRL dari arah Bogor hanya beroperasi hingga Stasiun Manggarai. Selanjutnya, relasi diperpanjang hingga Jayakarta dan Gondangdia. Banyak penumpang merasa bingung dengan perubahan mendadak ini.
  5. Dampak Sosial: Penumpang Bolos atau Telat Kerja
    Imbas insiden ini, sejumlah penumpang memilih pulang atau izin kerja karena khawatir terlambat. Tak sedikit yang tertahan lebih dari satu jam di stasiun transit seperti Depok Baru dan Manggarai.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dan kesiapsiagaan dalam transportasi publik, terutama di jam-jam krusial. Semoga perbaikan segera dilakukan agar pelayanan kembali normal.

BACA JUGA  Mengukur Ulang Dampak Endorsement Jokowi