DAFTAR ISI
Belajar dari Kasus SMAN 1 Cimarga, P2G Dorong Guru Tetap Tegas Mendisiplinkan Siswa
Kasus yang menimpa Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, menjadi sorotan nasional setelah ia dilaporkan ke polisi karena menegur siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah. Insiden tersebut memicu kekhawatiran di kalangan pendidik, terutama terkait batasan dalam menerapkan disiplin terhadap siswa.

Menanggapi hal ini, Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) melalui Koordinator Nasional Satriwan Salim menyampaikan dukungan penuh kepada para guru agar tetap berani mendidik dan menegakkan disiplin, selama berada dalam koridor hukum dan etika pendidikan.
🧑🏫 P2G: Guru Tak Perlu Takut Menegakkan Disiplin
Satriwan menegaskan bahwa guru memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter siswa, termasuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan. Ia mengimbau agar para pendidik tidak gentar dalam menjalankan tugasnya.
“Kami meminta kepada para guru dan kepala sekolah untuk tetap konsisten menjalankan amanah mendidik anak-anak bangsa, menanamkan karakter baik, termasuk kedisiplinan. Jangan pernah takut selama mendidik sesuai aturan hukum dan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara,” ujar Satriwan
Restorative Justice dan Refleksi Bersama
P2G juga mendorong penyelesaian kasus ini melalui pendekatan restorative justice, bukan jalur pidana. Menurut Satriwan, pelaporan terhadap guru yang menegur siswa secara spontan justru bisa menimbulkan dampak negatif terhadap dunia pendidikanSementara itu, mediasi yang difasilitasi oleh Gubernur Banten berhasil mempertemukan kepala sekolah dan siswa yang bersangkutan. Keduanya saling memaafkan dan menyatakan bahwa insiden tersebut terjadi secara spontan tanpa niat menyakiti
Implikasi bagi Dunia Pendidikan
Kasus SMAN 1 Cimarga menjadi pengingat penting bagi semua pihak: guru, orang tua, dan pemerintah. Perlu ada pemahaman bersama bahwa tindakan mendidik dan menegur siswa adalah bagian dari proses pembentukan karakter, bukan bentuk kekerasan.
P2G berharap agar guru tetap mendapat perlindungan hukum dan dukungan moral dalam menjalankan tugasnya. Pendidikan yang berkualitas hanya bisa tercipta jika guru diberi ruang untuk mendidik dengan tegas namun tetap berlandaskan kasih sayang dan etika.