Free Hit Counter
PSIS vs PSS: Laga Penentu Degradasi yang Diwarnai Bayang-Bayang 'Sepakbola Gajah'
PSIS vs PSS: Laga Penentu Degradasi yang Diwarnai Bayang-Bayang 'Sepakbola Gajah'-sport.detik.com

PSIS vs PSS: Laga Penentu Degradasi yang Diwarnai Bayang-Bayang ‘Sepakbola Gajah’

PSIS vs PSS: Laga Penentu Degradasi yang Diwarnai Bayang-Bayang ‘Sepakbola Gajah’

Pertandingan antara PSIS Semarang dan PSS Sleman yang dijadwalkan dalam pekan terakhir Liga 1 2024/2025 menjadi sorotan publik. Laga ini bukan hanya krusial untuk menentukan nasib kedua tim di papan bawah klasemen, tetapi juga diwarnai dengan bayang-bayang masa lalu, tepatnya memori kelam “sepakbola gajah” yang pernah mencoreng nama baik sepak bola nasional.

 

PSIS vs PSS: Laga Penentu Degradasi yang Diwarnai Bayang-Bayang 'Sepakbola Gajah'
PSIS vs PSS: Laga Penentu Degradasi yang Diwarnai Bayang-Bayang ‘Sepakbola Gajah’-sport.detik.com

 

PSIS dan PSS saat ini tengah berada di zona kritis klasemen. Hasil pertandingan ini akan sangat menentukan siapa yang akan terdegradasi ke Liga 2. Karena itulah tensi laga dipastikan tinggi, dan semua mata tertuju pada integritas kedua tim serta perangkat pertandingan.

Memori kelam yang menghantui laga ini adalah insiden “sepakbola gajah” yang terjadi pada era Liga Indonesia tahun 2014, saat PSS Sleman dan PSIS Semarang terlibat dalam skandal saling menghindari kemenangan demi strategi di babak gugur. Laga tersebut berakhir dengan hujan gol bunuh diri dan menjadi salah satu titik terburuk dalam sejarah kompetisi Indonesia. Imbasnya, sejumlah pemain dan ofisial dikenai sanksi berat oleh PSSI.

Kini, satu dekade berselang, kedua tim kembali bertemu dalam situasi penuh tekanan, namun dengan tuntutan profesionalisme yang jauh lebih tinggi. Manajemen PSIS dan PSS pun telah menyatakan komitmen untuk menjaga fair play dan menjunjung tinggi sportivitas dalam laga ini.

Pelatih PSIS, Gilbert Agius, menegaskan bahwa timnya hanya fokus untuk meraih kemenangan dan tidak ingin terlibat dalam kontroversi apa pun. “Kami ingin membuktikan bahwa sepak bola Indonesia sudah berubah. Yang kami pikirkan hanyalah bermain maksimal untuk bertahan di Liga 1,” ujarnya.

Sementara itu, pelatih PSS, Elie Aiboy, menyatakan timnya siap memberikan perlawanan sengit dan tidak ingin membawa kembali trauma masa lalu. “Kami di sini untuk membela Sleman dengan harga diri. Tidak ada ruang untuk permainan kotor,” tegasnya.

BACA JUGA  Thiago Alcântara: Pensiun Muda dengan Akhir Karir yang Gemilang

PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) juga akan mengawasi laga ini secara ketat. Pengawasan ekstra terhadap perangkat pertandingan dan sistem VAR akan diberlakukan untuk menjaga kredibilitas hasil akhir.

Laga antara PSIS dan PSS bukan hanya tentang tiga poin, melainkan juga tentang pembuktian: bahwa sepak bola Indonesia bisa lepas dari masa lalunya dan melangkah ke arah yang lebih profesional dan bermartabat.