DAFTAR ISI
Berapa Utang Kereta Whoosh? Purbaya Tegaskan Tak Akan Gunakan APBN untuk Melunasi
Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh kembali menjadi sorotan publik, bukan karena kecepatannya yang menembus 350 km/jam, melainkan karena beban utang jumbo yang menyertainya. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk melunasi utang tersebut.

💰 Utang Mencapai Rp116 Triliun
Menurut laporan keuangan terbaru, total utang proyek Whoosh kini mencapai sekitar USD 7,2 miliar atau setara Rp116 triliun. Angka ini termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) dari rencana awal yang hanya sekitar USD 6,07 miliar. Sekitar 75% dari pembiayaan proyek berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB), sementara sisanya ditanggung oleh konsorsium Indonesia melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI)
Purbaya: “Kalau Pakai APBN, Lucu”
Purbaya menegaskan bahwa pelunasan utang Whoosh seharusnya menjadi tanggung jawab Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, yang kini mengelola dividen dari BUMN. “Whoosh dikelola oleh Danantara kan, Danantara sudah ambil 80% lebih dividen dari BUMN, harusnya mereka tarik dari situ aja,” ujar Purbaya
a juga menyebut bahwa menggunakan APBN untuk menutup utang proyek komersial seperti Whoosh adalah langkah yang tidak tepat dan bisa menimbulkan preseden buruk dalam pengelolaan keuangan negara.
🏛️ Respons Istana dan Presiden
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah meminta semua pihak untuk mencari skema pendanaan baru agar utang proyek Whoosh tidak membebani APBN. Meski belum dibahas secara resmi dalam rapat kabinet, pemerintah tengah mempertimbangkan berbagai opsi alternatif