Tribun Liputan Gudang Informasi dan Berita Terpercaya
Kepsek SMPN 1 Prabumulih Dicopot Usai Tegur Anak Wali Kota Soal Mobil
Kisruh dunia pendidikan kembali mencuat ke permukaan setelah Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, dicopot dari jabatannya. Pencopotan ini diduga kuat terjadi setelah Roni menegur seorang siswa yang membawa mobil ke sekolah—yang belakangan diketahui sebagai anak dari Wali Kota Prabumulih, H. Arlan.
🔍 Kronologi Kejadian
Insiden bermula ketika Roni menjalankan tugasnya sebagai pendidik dengan menegur seorang siswa SMP yang membawa mobil ke lingkungan sekolah. Tindakan tersebut dianggap wajar karena siswa SMP umumnya belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), dan membawa kendaraan pribadi ke sekolah melanggar aturan internal.
Namun, teguran itu justru berujung pada mutasi Roni ke SMPN 13 Prabumulih sebagai guru biasa. Tak hanya Roni, seorang petugas keamanan sekolah juga dikabarkan ikut dipindahkan karena alasan serupa.
🗣️ Klarifikasi dan Kontroversi
Wali Kota Prabumulih, H. Arlan, membantah bahwa pencopotan Roni berkaitan dengan anaknya. Ia menyebut bahwa anaknya tidak membawa mobil ke sekolah dan bahwa mutasi Roni hanyalah bagian dari “penyegaran jabatan”. Meski demikian, waktu pencopotan yang berdekatan dengan insiden teguran membuat publik berspekulasi dan mempertanyakan transparansi keputusan tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Prabumulih, A. Darmadi, juga membantah bahwa pencopotan Roni semata-mata karena teguran terhadap anak pejabat. Ia menyebut ada beberapa faktor lain yang menjadi pertimbangan, termasuk isu internal sekolah yang tidak dijelaskan secara rinci demi menjaga privasi.
😢 Reaksi Publik dan Viral di Media Sosial
Video perpisahan Roni dengan para siswa viral di media sosial. Dalam rekaman tersebut, tampak suasana haru saat puluhan siswa berebut menyalami dan memeluk sang kepala sekolah. Tangis pecah di halaman sekolah, menandakan betapa besar pengaruh dan kedekatan Roni dengan murid-muridnya.
Warganet pun ramai-ramai menyuarakan dukungan terhadap Roni dan mengecam dugaan intervensi kekuasaan dalam dunia pendidikan. Beberapa tokoh publik bahkan ikut angkat bicara, termasuk ajudan Presiden Prabowo Subianto, Rizky Irmansyah, yang menyatakan bahwa Roni akan kembali bertugas di sekolah asalnya.
Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa integritas dan keberanian dalam menegakkan aturan seharusnya dihargai, bukan dihukum. Dunia pendidikan membutuhkan sosok yang berani bersikap adil, tak peduli siapa yang berada di hadapannya.
