Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu Meningkat, Berpotensi Alami Erupsi Freatik – Badan Geologi Imbau Warga Jauhi Kawah
Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu yang terletak di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Subang, Jawa Barat, kembali menunjukkan peningkatan signifikan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM, mengeluarkan peringatan atas potensi terjadinya erupsi freatik, serta mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati kawah aktif di area puncak gunung.

Peningkatan Aktivitas Vulkanik
Dalam laporan resmi terbaru, Badan Geologi mencatat adanya peningkatan suhu, tekanan uap air, dan aktivitas gempa vulkanik di sekitar Kawah Ratu dan Kawah Upas. Fenomena ini menunjukkan adanya akumulasi tekanan di bawah permukaan yang bisa memicu erupsi freatik, yaitu letusan yang terjadi akibat kontak air tanah dengan magma atau batuan panas.
“Letusan freatik bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa tanda awal yang jelas. Oleh karena itu, kewaspadaan tinggi diperlukan,” ujar juru bicara PVMBG.
Imbauan kepada Masyarakat
Badan Geologi menetapkan zona bahaya dalam radius 500 meter dari kawah aktif, dan meminta masyarakat, pengunjung, serta pedagang untuk tidak melakukan aktivitas dalam area tersebut.
Warga sekitar juga diminta untuk memperhatikan potensi bahaya gas beracun seperti karbon dioksida (CO₂) dan hidrogen sulfida (H₂S), yang bisa muncul bersamaan dengan aktivitas vulkanik tanpa terdeteksi secara kasatmata.
Status Gunung dan Langkah Mitigasi
Hingga saat ini, status Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level I (Normal), namun terus dalam pemantauan intensif. Petugas pos pengamatan gunung api telah meningkatkan frekuensi pemantauan visual dan instrumental untuk mendeteksi gejala erupsi lebih dini.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait juga disiagakan untuk melakukan evakuasi jika situasi memburuk secara tiba-tiba.
Kesimpulan
Peningkatan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu menjadi pengingat bahwa potensi bencana alam dapat muncul kapan saja. Masyarakat diminta untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dan mematuhi imbauan resmi dari otoritas geologi. Wisatawan pun disarankan menunda kunjungan ke area kawah hingga kondisi dinyatakan aman.