Ribuan Warga Ramaikan Tradisi Mubeng Beteng di Keraton Yogyakarta

Ribuan Warga Ramaikan Tradisi Mubeng Beteng di Keraton Yogyakarta

Yogyakarta – Tradisi tahunan Mubeng Beteng kembali digelar di Keraton Yogyakarta dan disambut antusias oleh ribuan warga. Prosesi yang berlangsung pada malam 1 Sura, penanggalan Jawa yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram, ini menjadi salah satu momen sakral yang dinantikan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

Sejak malam hari, ribuan peserta mulai memadati area sekeliling Keraton untuk mengikuti ritual berjalan kaki mengelilingi benteng keraton sejauh kurang lebih 5 kilometer. Mereka melintasi rute yang melewati empat penjuru mata angin: Plengkung Wijilan, Plengkung Gading, Plengkung Nirbaya, dan Plengkung Jagasura, sebelum kembali ke titik awal.

Tradisi Mubeng Beteng dilakukan dengan khusyuk dan hening. Para peserta berjalan tanpa berbicara, tanpa alas kaki, serta mengenakan pakaian serba putih atau hitam sebagai simbol kesederhanaan dan introspeksi diri. Meski terkesan sederhana, prosesi ini sarat makna filosofis sebagai bentuk refleksi dan pensucian jiwa menyambut tahun baru.

Tidak hanya diikuti oleh masyarakat lokal, sejumlah wisatawan dan warga dari luar daerah juga turut ambil bagian dalam prosesi ini. Pihak keraton dan aparat keamanan turut mengawal jalannya acara agar berjalan tertib dan lancar.

Tradisi Mubeng Beteng telah berlangsung selama bertahun-tahun sebagai bagian dari kekayaan budaya Keraton Yogyakarta yang terus dijaga kelestariannya. Prosesi ini tidak hanya menjadi ritual spiritual, tetapi juga atraksi budaya yang menarik perhatian khalayak luas.