Empat Pelaku Penculikan Kacab Bank BUMN Dijanjikan Imbalan Puluhan Juta Rupiah

Empat Pelaku Penculikan Kacab Bank BUMN Dijanjikan Imbalan Puluhan Juta Rupiah
Jakarta, 25 Agustus 2025 — Fakta mengejutkan terungkap dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37). Empat tersangka yang kini ditahan oleh pihak kepolisian mengaku hanya menjalankan perintah dari seorang aktor intelektual yang menjanjikan imbalan hingga puluhan juta rupiah.

💰 Iming-iming Uang dan Peran Terbatas
Keempat tersangka berinisial AT, RS, RAH, dan EW alias Eras disebut hanya bertugas melakukan penjemputan paksa terhadap korban. Menurut kuasa hukum mereka, Adrianus Agal, para pelaku tergiur tawaran uang sebesar Rp50 juta, namun hingga kini mereka hanya menerima uang muka (DP) yang jumlahnya tidak lebih dari itu.

🧩 Tiga Klaster Pelaku
Penyelidikan mengungkap bahwa aksi ini melibatkan tiga klaster pelaku:
• Pengintai, yang memantau gerak-gerik korban
• Penculik, yang bertugas menjemput paksa korban
• Eksekutor, yang diduga bertanggung jawab atas kematian korban
Adrianus menegaskan bahwa kliennya tidak mengetahui bahwa aksi tersebut akan berujung pada pembunuhan. Mereka hanya menyerahkan korban kepada seseorang berinisial F di kawasan Jakarta Timur, dan beberapa jam kemudian diminta kembali untuk mengantar korban pulang—namun saat itu korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
🛡️ Permintaan Maaf dan Perlindungan Hukum
Dalam pernyataannya, Adrianus juga menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban atas tindakan para tersangka. Ia berharap penyidik segera mengungkap siapa dalang utama di balik aksi keji ini. Pihak keluarga tersangka bahkan telah mengajukan permohonan perlindungan hukum kepada Panglima TNI dan Kapolri, karena diduga ada keterlibatan oknum tertentu dalam jaringan pelaku.

Empat Pelaku Penculikan Kacab Bank BUMN Dijanjikan Imbalan Puluhan Juta Rupiah
Jakarta, 25 Agustus 2025 — Fakta mengejutkan terungkap dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37). Empat tersangka yang kini ditahan oleh pihak kepolisian mengaku hanya menjalankan perintah dari seorang aktor intelektual yang menjanjikan imbalan hingga puluhan juta rupiah.
💰 Iming-iming Uang dan Peran Terbatas
Keempat tersangka berinisial AT, RS, RAH, dan EW alias Eras disebut hanya bertugas melakukan penjemputan paksa terhadap korban. Menurut kuasa hukum mereka, Adrianus Agal, para pelaku tergiur tawaran uang sebesar Rp50 juta, namun hingga kini mereka hanya menerima uang muka (DP) yang jumlahnya tidak lebih dari itu.

🧩 Tiga Klaster Pelaku
Penyelidikan mengungkap bahwa aksi ini melibatkan tiga klaster pelaku:
• Pengintai, yang memantau gerak-gerik korban
• Penculik, yang bertugas menjemput paksa korban
• Eksekutor, yang diduga bertanggung jawab atas kematian korban
Adrianus menegaskan bahwa kliennya tidak mengetahui bahwa aksi tersebut akan berujung pada pembunuhan. Mereka hanya menyerahkan korban kepada seseorang berinisial F di kawasan Jakarta Timur, dan beberapa jam kemudian diminta kembali untuk mengantar korban pulang—namun saat itu korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
🛡️ Permintaan Maaf dan Perlindungan Hukum
Dalam pernyataannya, Adrianus juga menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban atas tindakan para tersangka. Ia berharap penyidik segera mengungkap siapa dalang utama di balik aksi keji ini. Pihak keluarga tersangka bahkan telah mengajukan permohonan perlindungan hukum kepada Panglima TNI dan Kapolri, karena diduga ada keterlibatan oknum tertentu dalam jaringan pelaku.

Kesimpulan:
Kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN ini bukanlah kejahatan spontan, melainkan bagian dari skema terorganisir yang melibatkan banyak pihak. Empat pelaku yang dijanjikan imbalan puluhan juta rupiah kini menghadapi proses hukum, sementara publik menanti pengungkapan aktor intelektual dan motif sebenarnya di balik tragedi ini.

Kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN ini bukanlah kejahatan spontan, melainkan bagian dari skema terorganisir yang melibatkan banyak pihak. Empat pelaku yang dijanjikan imbalan puluhan juta rupiah kini menghadapi proses hukum, sementara publik menanti pengungkapan aktor intelektual dan motif sebenarnya di balik tragedi ini.