Kim Sang-Sik Akui Vietnam Diuntungkan dalam Laga El Clasico Melawan Thailand di Final Piala ASEAN 2024
Final Piala ASEAN 2024 menghadirkan laga panas antara dua rival abadi, Vietnam dan Thailand. Pertandingan yang disebut sebagai “El Clasico Asia Tenggara” ini berlangsung dengan tensi tinggi dan penuh drama. Dalam konferensi pers pasca pertandingan, pelatih Vietnam, Kim Sang-Sik, secara terbuka mengakui bahwa timnya mendapat keuntungan tertentu dalam laga tersebut.

Vietnam berhasil keluar sebagai pemenang setelah mengalahkan Thailand dengan skor tipis 2-1. Kim Sang-Sik mengungkapkan bahwa beberapa faktor mendukung keberhasilan timnya di laga tersebut. Salah satunya adalah dukungan penuh dari suporter yang memadati stadion. “Atmosfer di stadion sangat luar biasa. Dukungan suporter memberikan energi tambahan bagi para pemain kami,” ujar Kim.
Selain itu, Kim juga menilai jadwal pertandingan yang lebih menguntungkan bagi Vietnam turut menjadi faktor penting. “Kami memiliki waktu istirahat lebih banyak dibandingkan Thailand, dan itu memberi kami kesempatan untuk mempersiapkan strategi dengan lebih matang,” tambahnya.
Meski mengakui keuntungan yang didapat timnya, Kim tetap memberikan pujian kepada Thailand atas performa mereka. “Thailand adalah tim yang sangat kuat dan berpengalaman. Mereka memberikan perlawanan yang sangat sulit bagi kami. Ini adalah kemenangan yang tidak mudah,” katanya.
Sementara itu, pelatih Thailand, Mano Polking, menyoroti beberapa keputusan wasit yang menurutnya merugikan timnya. Namun, ia juga mengakui kualitas permainan Vietnam dan menyatakan bahwa hasil ini menjadi pelajaran berharga bagi timnya untuk menghadapi turnamen-turnamen mendatang.
Dengan kemenangan ini, Vietnam berhasil mengukuhkan dominasinya di Asia Tenggara, sekaligus mengamankan gelar juara Piala ASEAN 2024. Para pemain dan staf pelatih pun merayakan keberhasilan ini dengan penuh suka cita, sementara ribuan suporter Vietnam turut berpesta di jalan-jalan ibu kota.
Keberhasilan ini semakin mempertegas reputasi Vietnam sebagai salah satu kekuatan besar di sepak bola Asia Tenggara. Namun, Kim Sang-Sik menegaskan bahwa timnya tidak akan cepat puas. “Kami harus terus bekerja keras dan berkembang. Tujuan kami adalah bersaing di level yang lebih tinggi, bukan hanya di Asia Tenggara,” tutupnya.
Pertandingan ini tidak hanya menjadi momen bersejarah bagi Vietnam, tetapi juga menegaskan betapa sengitnya rivalitas antara dua negara ini. Para penggemar sepak bola Asia Tenggara kini sudah menantikan pertemuan berikutnya antara Vietnam dan Thailand di masa mendatang.