Keceriaan Bocah Seketika Berganti Panik Saat Sesar Lembang Guncang Cimahi

Keceriaan Bocah Seketika Berganti Panik Saat Sesar Lembang Guncang Cimahi

Gempa bumi yang dipicu oleh aktivitas Sesar Lembang mengguncang wilayah Cimahi dan sekitarnya, memicu kepanikan di tengah masyarakat. Salah satu momen paling menyentuh terjadi di sebuah taman bermain, ketika tawa riang anak-anak mendadak berubah menjadi tangisan dan kepanikan saat tanah mulai bergetar.

🌍 Guncangan Mengejutkan di Tengah Aktivitas Warga

Gempa terjadi pada pagi hari saat banyak warga tengah beraktivitas. Di sebuah taman bermain di kawasan Cimahi Utara, anak-anak yang sedang bermain ayunan dan perosotan tiba-tiba berteriak ketakutan ketika tanah berguncang. Para orang tua dan pengasuh langsung berlari menghampiri, mencoba menenangkan dan membawa mereka ke tempat aman.

Salah satu saksi mata, Ibu Rina, mengatakan bahwa suasana yang awalnya penuh tawa berubah menjadi hiruk-pikuk dalam hitungan detik.

“Anak-anak awalnya tertawa, main kejar-kejaran. Begitu gempa terasa, mereka langsung menangis dan mencari orang tuanya,” ujarnya.

🏚️ Dampak dan Respons Cepat

Meski gempa tidak menimbulkan kerusakan besar, getarannya cukup kuat untuk membuat warga panik. Beberapa sekolah dan fasilitas umum sempat dievakuasi sementara. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa tersebut berasal dari pergerakan Sesar Lembang, yang memang dikenal aktif dan berpotensi menimbulkan gempa signifikan.

Pemerintah daerah segera mengeluarkan imbauan agar warga tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Tim tanggap darurat juga disiagakan untuk memastikan keselamatan warga, terutama anak-anak dan lansia.

🧠 Trauma Psikologis Anak

Psikolog anak menyarankan agar orang tua memberikan penjelasan yang menenangkan kepada anak-anak pasca kejadian. Gempa bumi bisa menjadi pengalaman traumatis, terutama bagi anak-anak yang belum memahami apa yang terjadi.

“Penting untuk memvalidasi rasa takut mereka dan memberikan rasa aman. Jangan anggap remeh dampak psikologisnya,” kata psikolog klinis, dr. Andriani.