DAFTAR ISI
Ronny Pasla: Fondasi Lahirnya Penjaga Gawang Tangguh Timnas Indonesia
Ronny Pasla dikenang sebagai salah satu fondasi lahirnya penjaga gawang tangguh Timnas Indonesia, dengan warisan yang terus menginspirasi generasi penerus.

Awal Karier
Ronny Pasla lahir di Medan pada 15 April 1947. Menariknya, ia tidak langsung menekuni sepak bola, melainkan sempat berprestasi di cabang tenis dan menjuarai Kejuaraan Tenis Nasional tingkat junior pada 1967Namun, dorongan sang ayah membuatnya beralih ke sepak bola, hingga akhirnya bergabung dengan PSMS Medan dan kemudian memperkuat Persija Jakarta, di mana ia sukses meraih gelar juara Perserikatan tahun 1975
Ikon di Bawah Mistar
Ronny Pasla dikenal sebagai salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Ia mencatat 31 caps bersama Timnas Indonesia dan menjadi legenda setelah menepis tendangan penalti Pele, ikon sepak bola Brasil, dalam laga persahabatan tahun 1972.Momen itu menjadikan namanya harum di kancah internasional dan menegaskan kualitasnya sebagai penjaga gawang kelas dunia.
Julukan “Macan Tutul”
Karena refleks cepat dan keberanian menghadapi penyerang lawan, Ronny dijuluki “Macan Tutul”. Julukan ini melekat sepanjang kariernya dan menjadi simbol ketangguhan kiper Indonesia pada era 1970-an
Warisan untuk Generasi Penerus
Kepergian Ronny Pasla pada 24 November 2025 di usia 79 tahun meninggalkan duka mendalam bagi sepak bola Indonesia.Namun, warisan yang ia tinggalkan tetap hidup:
- Inspirasi bagi kiper muda untuk berani tampil percaya diri di level internasional.
- Fondasi tradisi kiper tangguh di Timnas Indonesia, yang kemudian dilanjutkan oleh nama-nama besar seperti Bambang Pamungkas (sebagai penyerang yang sering berhadapan dengannya di latihan), hingga generasi modern seperti Kurnia Meiga dan Ernando Ari.
- Teladan disiplin dan dedikasi, baik di lapangan maupun setelah pensiun, ketika ia tetap aktif membina olahraga.
Kesimpulan
Ronny Pasla bukan sekadar kiper legendaris, tetapi juga fondasi lahirnya tradisi penjaga gawang tangguh di Timnas Indonesia. Dari momen ikonik menepis penalti Pele hingga julukan “Macan Tutul”, ia telah menorehkan jejak yang akan selalu dikenang. Generasi penerus kiper Indonesia berdiri di atas warisan yang ia bangun, menjadikan namanya abadi dalam sejarah sepak bola nasional.
Tribun Liputan Gudang Informasi dan Berita Terpercaya