Free Hit Counter
Union Saint-Gilloise: Klub Kecil dengan Semangat Besar Melawan Fasisme
Union Saint-Gilloise: Klub Kecil dengan Semangat Besar Melawan Fasisme-sport.detik.com

Union Saint-Gilloise: Klub Kecil dengan Semangat Besar Melawan Fasisme

Union Saint-Gilloise: Klub Kecil dengan Semangat Besar Melawan Fasisme
Di tengah gemerlap Liga Champions musim 2025/26, satu nama mencuri perhatian bukan karena deretan bintang mahal atau stadion megah, melainkan karena nilai-nilai yang mereka perjuangkan: Union Saint-Gilloise, klub asal Brussel, Belgia, yang dikenal sebagai simbol perlawanan terhadap fasisme dan rasisme di dunia sepak bola.

 

Union Saint-Gilloise: Klub Kecil dengan Semangat Besar Melawan Fasisme
Union Saint-Gilloise: Klub Kecil dengan Semangat Besar Melawan Fasisme-sport.detik.com

 

⚙️ Klub Kelas Pekerja dengan Sejarah Panjang
Didirikan pada tahun 1897, Union Saint-Gilloise adalah salah satu klub tertua dan tersukses di Belgia sebelum era modern. Berbasis di lingkungan kelas pekerja di Brussel, klub ini tumbuh bersama komunitas buruh imigran yang menjadikan sepak bola sebagai ruang ekspresi dan solidaritas.
Meski sempat tenggelam di divisi bawah selama puluhan tahun, Union bangkit dan menjadi juara Liga Belgia musim lalu, mengungguli tim-tim besar seperti Club Brugge dan Anderlecht. Musim ini, mereka tampil untuk pertama kalinya di babak utama Liga Champions, menghadapi PSV Eindhoven di laga pembuka.
✊ Suporter dan Semangat Anti-Fasis
Yang membuat Union Saint-Gilloise berbeda bukan hanya performa di lapangan, tapi juga identitas kuat di tribun. Suporter mereka dikenal berideologi kiri dan aktif mengampanyekan semangat anti-fasis dan anti-rasis. Slogan tak resmi mereka, “Anti-Fascist Unionist for Life”, menjadi simbol perlawanan yang diresapi setiap pendukung.
Spanduk bertuliskan pesan-pesan anti-kekerasan dan inklusivitas kerap menghiasi stadion mereka, Joseph Marien Stadium, yang berkapasitas hanya sekitar 9.000 penonton namun sarat sejarah dan karakter. Bahkan ketika pihak berwenang sempat melarang pengibaran spanduk bertema politik, publik Brussel dan pejabat lokal membela hak suporter untuk menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan.
🧠 Lebih dari Sepak Bola
Bagi Union Saint-Gilloise, sepak bola bukan sekadar olahraga, tapi juga alat perlawanan sosial. Mereka menolak diskriminasi, menyambut semua kalangan, dan menjadikan stadion sebagai ruang aman bagi siapa pun—kecuali bagi mereka yang membawa ideologi kebencian.
Anggota parlemen Belgia, Els Rochette, pernah menyatakan bahwa semangat anti-fasis Union adalah “tanda toleransi” dan “teladan bagi banyak klub lain di Belgia dan luar negeri”.

BACA JUGA  Hasil Piala Dunia Antarklub 2025: Benfica Hancurkan Auckland City dengan Skor Telak 6-0

Union Saint-Gilloise mungkin bukan klub kaya atau bertabur bintang, tapi mereka membawa sesuatu yang lebih penting: nilai, keberanian, dan suara untuk keadilan. Di tengah dunia sepak bola yang semakin komersial, Union tetap menjadi pengingat bahwa olahraga bisa menjadi alat perubahan sosial yang nyata.