Oxford United Dibantai Brighton 0-6: Tim Ole Romeny dan Marselino Terpuruk di Piala Liga
Oxford United harus menelan kekalahan pahit di ajang Piala Liga Inggris setelah dihajar tanpa ampun oleh Brighton & Hove Albion dengan skor telak 0-6. Laga yang digelar di kandang Oxford ini menjadi malam kelam bagi tim yang diperkuat dua pemain asal Indonesia, Ole Romeny dan Marselino Ferdinan.

💥 Brighton Terlalu Tangguh
Sejak peluit awal dibunyikan, Brighton langsung menunjukkan kelasnya sebagai tim Premier League. Dominasi penguasaan bola, pergerakan cepat antar lini, dan penyelesaian akhir yang tajam membuat Oxford tak berkutik. Gol demi gol tercipta hampir tanpa perlawanan, dengan enam gol bersarang di gawang Oxford dalam tempo 90 menit.
Brighton tampil dengan kombinasi pemain muda dan senior, namun tetap menunjukkan intensitas tinggi dan efisiensi luar biasa. Oxford, yang berharap bisa memberi kejutan, justru tak mampu keluar dari tekanan sejak menit pertama.
🇮🇩 Sorotan pada Pemain Indonesia
Ole Romeny dan Marselino Ferdinan menjadi sorotan publik Indonesia dalam laga ini. Meski keduanya tampil penuh semangat, mereka kesulitan memberi dampak signifikan di tengah dominasi Brighton. Marselino sempat menunjukkan beberapa aksi individu yang menjanjikan, namun minim dukungan dari lini tengah membuat peluang sulit tercipta.
Bagi keduanya, laga ini menjadi pengalaman berharga menghadapi tim papan atas Inggris. Namun, hasil akhir tetap menyisakan kekecewaan mendalam.
📉 Evaluasi dan Harapan
Kekalahan ini menjadi alarm bagi Oxford United untuk segera berbenah, terutama dalam menghadapi tim-tim dengan intensitas tinggi. Pelatih Oxford menyebut bahwa timnya “belum siap secara mental dan taktik menghadapi tekanan seperti ini.”
Sementara itu, bagi Marselino dan Romeny, perjalanan mereka di sepak bola Inggris masih panjang. Kekalahan ini bukan akhir, melainkan batu loncatan untuk berkembang dan membuktikan kualitas mereka di level yang lebih tinggi.
Kekalahan 0-6 bukan hanya soal skor, tapi juga soal pelajaran. Oxford United harus bangkit, dan para pemain muda seperti Marselino harus terus belajar dari setiap momen di lapangan. Sepak bola tak selalu tentang kemenangan—kadang, kekalahanlah yang membentuk karakter.