Trump Kecam Serangan Israel ke Qatar: Netanyahu Bertindak Sepihak
Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan kritik tajam terhadap serangan udara Israel yang menargetkan pemimpin Hamas di Doha, Qatar, pada Selasa (9/9/2025). Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil secara sepihak oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tanpa koordinasi penuh dengan Washington.

💥 Serangan di Wilayah Sekutu AS
Serangan Israel yang menyasar para pejabat Hamas—termasuk kepala negosiator gencatan senjata kelompok tersebut—menewaskan sedikitnya enam orang, termasuk putra dari pemimpin Hamas yang diasingkan, Khalil al-Hayya. Serangan ini terjadi di tengah upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, di mana Qatar berperan sebagai mediator utama.
Trump menyebut pengeboman tersebut sebagai langkah yang “tidak memajukan tujuan Israel maupun Amerika.” Ia menekankan bahwa Qatar adalah negara berdaulat dan sekutu dekat AS yang telah “bekerja sangat keras dan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi perdamaian”.
📞 Teguran Langsung ke Netanyahu
Setelah serangan terjadi, Trump dilaporkan langsung menghubungi Netanyahu untuk menyampaikan ketidakpuasannya. “Ini adalah keputusan yang dibuat oleh Perdana Menteri Netanyahu, bukan keputusan saya,” tulis Trump di platform Truth Social. Ia juga mengaku telah berusaha menghentikan serangan tersebut, namun informasi dari militer AS datang terlambat untuk mencegahnya.
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima informasi awal tentang serangan dari militer AS, dan utusan Timur Tengah Steve Witkoff segera diperintahkan untuk memberi tahu pihak Qatar. Namun, pejabat Qatar menyatakan bahwa peringatan tersebut baru diterima saat ledakan sudah terjadi.
🌍 Dampak Diplomatik
Serangan ini memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk PBB dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, yang menyebutnya sebagai sabotase terhadap proses perdamaian. Qatar sendiri menyatakan bahwa tindakan Israel merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara dan mengancam stabilitas kawasan.
Trump, meski tetap menyebut Hamas sebagai ancaman sah, menegaskan bahwa cara Israel bertindak kali ini justru merusak upaya bersama menuju perdamaian. “Kami ingin para sandera kembali, tetapi kami tidak senang dengan bagaimana kejadian hari ini,” ujarnya.